Penandatanganan MoU antara Pemprov Sulsel, KAPABEL, dan Kemitraan (Partnership) sebagai bentuk dukungan Program Adaptasi Perubahan Iklim di Sulsel

Makassar – Penandatanganan MoU antara Kemitraan (Partnership) dan Konsorsium Adaptasi Perubahan Iklim dan Lingkungan (KAPABEL) bersama dengan Gubernur Sulawesi Selatan sebagai bentuk dukungan Program Adaptasi Perubahan Iklim Masyarakat Ekosistem DAS Saddang berbasis Pengelolaan Pangan Hutan yang bertepatan pada hari jadi Sulawesi Selatan ke -351 tahun pada 19 Oktober 2020.

MoU tersebut ditandatangani oleh Direktur Kemitraan (The Partnership for Governancde Reform) Laode Muhammad Syarif, S.H., LL.M., PhD., Ketua Konsorsium adaptasi Perubahan Iklim dan Lingkungan (KAPABEL) sekaligus sebagai Direktur Tim Layanan Kehutanan Masyarakat Ir. Muh. Ichwan Kadir, S.Hut., M.Hut., IPP., serta Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan Prof. Dr. Ir. H. M. Nurdin Abdullah, M.Agr.

Setelah penandatangan MoU tersebut, dilanjutkan dengan pelaksanaan Workshop Program Adaptasi Masyarakat Ekosistem DAS Saddang Berbasis Pengelolaan Pangan Hutan yang menjadi langkah awal pelaksanaan Program Adaptasi Perubahan Iklim di Sulawesi Selatan khususnya pada DAS Saddang yang direncanakan akan berjalan selama 18 bulan. Program ini merupakan program kerjasama hibah KAPABEL dengan pendanaan internasional dari Adaption Fund melalui Kemitraan (The Partnership for Governance Reform) sebagai National Implementing Entity di Indonesia.

Pada tahun 2016 lalu, Kemitraan memberikan peluang melalui Call for Proposals kepada seluruh Civil Society Organization se-Indonesia untuk bermitra sebagai Executing Entities. KAPABEL menjadi satu-satunya di Indonesia yang memenuhi kriteria Adaption Fund dan berhasil lolos sebagai Executing Entities.

Proyek ini merupakan proyek pertama di Indonesia khususnya tentang adaptasi perubahan iklim dengan Yayasan Tim Layanan kehutanan Masyarakat (TLKM) sebagai Lead Konsorsium dan anggota konsorsium yang terdiri dari Yayasan Alumni Kehutanan Indonesia, Pusat Penelitian dan Pengembangan Natural Heritage, Biodiversity, and Climate Change Unhas, Kanopi Hijau (Lembaga Lokal Enrekang), dan Bumi Lestari (Lembaga Lokal Pinrang). Lokasi intervensi project ini meliputi 4 kabupaten yaitu Pinrang, Enrekang, Tana Toraja dan Toraja Utara.

Tujuan utama diadakannya proyek ini yaitu untuk meningkatkan resilensi ketahanan pangan masyarakat ekosistem DAS Saddang sebagai upaya adaptasi terhadap perubahan iklim. Terdapat 4 komponen outcome project yang hendak dicapai: 1) Penguatan 5.000 Ha perhutanan sosial dalam mendorong pangan hutan di hulu DAS Saddang melalui skema adaptasi perubahan iklim; 2) Peningkatan tata kelola dan daya dukung pesisir dalam mendukung perubahan iklim di hilir DAS Saddang; 3) Memperkuat sistem dan kapasitas kelembagaan untuk mengurangi resiko sosial-ekonomi dan lingkungan akibat perubahan iklim; dan 4) Penguatan kapasitas dan dukungan para pihak melalui manajemen pengetahuan.

Penguatan 5.000 Ha perhutanan sosial dilakukan melalui upaya: 1) Pembentukan 10 Kelompok Tani Hutan; 2) Melakukan rehabilitasi hutan dengan membangun 3 unit rumah bibit yang digunakan untuk pembibitan untuk selanjutnya dilakukan penanaman untuk memulihkan fungsi hutan; dan 3) Terbentuk dan berjalannya10 home industry, diawali dengan pengadaan sarana dan prasarana pengelolaan pangan hutan (home industry) seperti produk gula semut dan madu olahan, selanjutnya melakukan tahap peningkatan keterampilan usaha untuk melakukan pemasaran produk home industry yang dikelola.

Penguatan daya dukung pesisir dilakukan dengan program: 1) Pemnbentukan 5 KPPI (Kelompok Peduli Perubahan Iklim); 2) Pembangunan 1 unit rumah untuk pembibitan mangrove yang nantinya akan dilakukan penanaman untuk rehabilitasi mangrove sepanjang 1,2 km; dan 3) Terbentuk dan berjalannya 5 home industry Kelompok Perempuan dan Rentan melakukan pengadaan sarana dan prasana pengelolaan produk diversifikasi pangan (home industry) berupa rumput laut dan kopi salak untuk selanjutnya dilakukan pemasaran produk.

Penguatanan kapasitas intitusional dan kebijakan lintas sektor melalui: 1) Penguatan POKJA-PPRKD SULSEL; 2) Penyusunan Rencana Aksi Daerah-Adaptasi Perubahan Iklim (RAD-API) Sulawesi Selatan dengan internalisasi RAD-API ke aturan tingkat daerah yang terdiri dari Peraturan Desa (Perdes), Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD), dan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda); dan 3) Pengadaan aplikasi Sistem Monitoring Bersama.

Penguatan kapasitas dan dukungan para pihak melalui manajemen pengetahuan (diseminasi dan knowledge management) dengan adanya output berupa film documenter, Lesson Learned Book, Jurnal/Reseacrh Paper, Media Promosi, Digital Media, Policy Brief, dan Infografis yang bersumber dari pengumpulan data, informasi, cerita, laporan-laporan, dan konten lainnya, serta melakukan pengembangan Early Warning System (Sistem Peringatan Dini) berbasis teknologi.

Penulis: Andi Makbul Kahar Rasyid

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *